Marketing 4.0 - Philip kotler, Ermawan Kartajaya, Iwan Setiawan

Judul Buku: Marketing 4.0
Nama Penulis: Philip kotler, Ermawan Kartajaya, Iwan Setiawan

Marketing 4.0 - Philip kotler, Ermawan Kartajaya, Iwan Setiawan

Buku ini tentang sebuah perkembangan yang membawa dari masa tradisional ekonomi ke ekonomis digital. Mungkin tidak mudah untuk membawa perubahan yang awalnya serba tradisional ke sesuatu yang Banyak didominasi oleh teknologi.

Dibuku memperkenalkan marketing 4.0, dari buku ini bahwa pemasaran harus disesuaikan dengan perubahan alami dari jalur pelanggan dalam ekonomi digital. Peran yang diemban pemasar adalah membimbing pelanggan di sepanjang perjalanan dari kesadaran hingga ke penganjuran.

Dibuku saya mempelajari tentang tren fundamental yang membentuk pemasaran. Dibagian ini tentang pergeseran kekuatan yang terselubung. Dari vertikal, ekslusif, dan individual ke horisontal, inklusif dan sosial. Kekuasaan inklusif juga menyerah pada kekuasaan inklusivitas.

Negara G7 yang merupakan kelompok enklusif negara kuat, tidak hisa mengatasi krisis keuangan global Sendiri. Meraka harus melibatkan negara G20, yang mencakup China, India, Indonesia. Kekuatan ekonomi saat ini tersebar secara inklusif. Korporasi besar juga kesulitan melaksanakan inovasi dalam eklusif mereka.

Perusahaan seperti Microsoft dan Amazon akhirnya perlu membeli perusahaan kecil tetapi lebih inovatif seperti Skype dan zappos. Bahkan jutawan bill gates dan Mark Zuckerberg pun menyadari kebutuhan akan inklusivitas. Mereka menyumbangkan kekayaan mereka untuk membantu kaum miskin melalui the bill and Melinda gates foundation dan organisasi the startup education yang kini bagian dari The Chan Zuckerberg initiative.

Dari ekslusif ke inklusif

Pergeseran ekonomi ini kerap dikaitkan dengan profil demografi dari populasi pasar yang berkembang lebih muda lebih produktif dan tumbuh dalam hal tingkat pendapatan. Pergeseran ini menciptakan permintaan kuat akan produk dan jasa yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi akan tetapi data terkini menyiratkan bahwa penyebabnya mungkin bukan hanya demografi.

Dari vertikal ke horizontal

Konsep kepercayaan pelanggan sudah tidak lagi vertikal, konsep tersebut kini menjadi horizontal. Pelanggan di masa lalu mudah terpengaruh oleh kampanye pemasaran. Meraka juga mencari dan mendengarkan para ahli serta pihak yang berwenang.

Namun, penelitian terkini terhadap industri menunjukkan bahwa kebanyakan pelanggan lebih mempercayai faktor f atau friend, families atau keluarga, fans Facebook, followers atau pengikut daripada iklan dan pendapat pakar. Dalam beberapa tahun kebelakangan tren ini mengacu pertumbuhan sistem pemeringkat komunal seperti TripAdvisor dan yelp.

Dari individu ke sosial

Pada masa sebelumnya perusahaan memegang kendali atas komunikasi pemasaran dan menangani keluhan pelanggan secara individu. Dengan konten yang dihasilkan komunitas perusahaan tidak dapat mengendalikan percakapan yang berkembang.

Menyensor konten akan melemahkan kredibilitas. Meraka juga harus siap menghadapi reaksi sosial negatif yang masif ketika ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.