Judul Buku: Will to Live
Penulis: Matthew dan Diane Ames
Selama beberapa minggu, Matthew Ames merasa tidak enak badan. Ayah empat anak yang aktif ini tahu ada yang salah dengan tubuhnya, tapi tak menyangka bahwa dia akan dirawat di ICU dan didiagnosis terkena sindrom syok toksik. Bakteri Strep A masuk ke darahnya dan mematikan sistem kerja tubuhnya. Dia mengalami koma, dan satu-satunya cara agar dia bisa tetap hidup adalah dengan amputasi.
Walaupun kemungkinan selamat hanya satu persen, Diane, istri Matthew, meminta dokter melakukan operasi itu. Dia tahu pasti apa yang diinginkan suaminya, dan dia tahu suaminya bisa menghadapi hal itu. Itulah awal kisah inspiratif tentang keluarga biasa yang berani dan bertekad menaklukkan situasi berat yang mereka hadapi.
Apa yang menimpa Matthew bisa terjadi pada siapa pun. Namun, tak semua orang bisa menerimanya dan menangkap peluang seperti yang dilakukan oleh Matthew. Kemampuan Matthew untuk pulih dan beradaptasi dengan hidup barunya itu membuat para dokter tercengang. Tak pernah sekali pun dia mempertanyakan keputusan Diane, karena keputusan itu telah memberinya kesempatan untuk benar-benar memahami arti keluarga bagi dirinya dan menghargai arti penting hidup.
Yang saya pelajari dari buku ini:
- Jangan putus asa dan tetap bersyukur, karena masih ada orang yg hidupnya lebih berat dari kita. Cobaan yang sedang kita alami tidak seberat yg orang lain sedang rasakan. Percayalah bahwa ada orang diluar sana yang hidupnya lebih sulit dibandingkan dengan kita. Jadi tetap bersyukur dan jangan putus asa.
- Keajaiban itu ada, kemungkinan Matthew berhasil dari operasi hanyalah 1%. Ya hanya 1%, artinya Matthew punya kemungkinan 99% untuk gagal dari operasinya. Lebih besar kemungkinan gagal nya kalau dibandingkan dengan kemungkinan berhasilnya, namun, Diane tetap mengambil kesempatan itu untuk Matthew, karena Diane tau apa yang terbaik untuk Matthew. Lebih baik Matthew di operasi dibandingkan tidak operasi sama sekali yang hasilnya akan jauh lebih parah.
Penulis: Matthew dan Diane Ames
Selama beberapa minggu, Matthew Ames merasa tidak enak badan. Ayah empat anak yang aktif ini tahu ada yang salah dengan tubuhnya, tapi tak menyangka bahwa dia akan dirawat di ICU dan didiagnosis terkena sindrom syok toksik. Bakteri Strep A masuk ke darahnya dan mematikan sistem kerja tubuhnya. Dia mengalami koma, dan satu-satunya cara agar dia bisa tetap hidup adalah dengan amputasi.
Walaupun kemungkinan selamat hanya satu persen, Diane, istri Matthew, meminta dokter melakukan operasi itu. Dia tahu pasti apa yang diinginkan suaminya, dan dia tahu suaminya bisa menghadapi hal itu. Itulah awal kisah inspiratif tentang keluarga biasa yang berani dan bertekad menaklukkan situasi berat yang mereka hadapi.
Apa yang menimpa Matthew bisa terjadi pada siapa pun. Namun, tak semua orang bisa menerimanya dan menangkap peluang seperti yang dilakukan oleh Matthew. Kemampuan Matthew untuk pulih dan beradaptasi dengan hidup barunya itu membuat para dokter tercengang. Tak pernah sekali pun dia mempertanyakan keputusan Diane, karena keputusan itu telah memberinya kesempatan untuk benar-benar memahami arti keluarga bagi dirinya dan menghargai arti penting hidup.
Yang saya pelajari dari buku ini:
- Jangan putus asa dan tetap bersyukur, karena masih ada orang yg hidupnya lebih berat dari kita. Cobaan yang sedang kita alami tidak seberat yg orang lain sedang rasakan. Percayalah bahwa ada orang diluar sana yang hidupnya lebih sulit dibandingkan dengan kita. Jadi tetap bersyukur dan jangan putus asa.
- Keajaiban itu ada, kemungkinan Matthew berhasil dari operasi hanyalah 1%. Ya hanya 1%, artinya Matthew punya kemungkinan 99% untuk gagal dari operasinya. Lebih besar kemungkinan gagal nya kalau dibandingkan dengan kemungkinan berhasilnya, namun, Diane tetap mengambil kesempatan itu untuk Matthew, karena Diane tau apa yang terbaik untuk Matthew. Lebih baik Matthew di operasi dibandingkan tidak operasi sama sekali yang hasilnya akan jauh lebih parah.