Judul Buku: NGEHE
Penulis: Ali Muharam
Buku memori pertarungan membalik nasib Founder Makarini NGEhe
Saat dia bertanya, kemana perginya jiwa itu / Si penakluk rintangan hidup, si kreatif yang tidak pernah kehabisan akal dalam menyiasati pemenuhan keinginan, si pemberani dalam menciptakan peluang menghasilkan uang, si pemberontak yang mendobrak tembok-tembok penghalang jalan kebebasan berpikir.
Hingga akhirnya menjadi orang yang sederhana yang hanya hidup dengan ibu dan saudara-saudaranya. Pernah menjadi seorang anak yang tidak biasa yang menrobos lebatnya hutan ketidakmungkinan. Membabat habis ketakutan-ketakutan dan menciptakan jalan sendiri dalam membesbaskan jiwa untuk memenuhi segala keinginan.
Dia belajar mandiri sejak kecil, sejak sekolah dasar, menengah dan lulus sma. Lalu dengan penuh impian nya ia sudah berkeliling menjelajah kota ke bandung, kebumen, jogja, bogor, hingga berjuang di tanah Jakarta.
Dengan bekerja apa saja. jualan mukena, sales di mall, cuci piring, di resto, asisiten manajer, dan penulis. Hingga akhirnya bolak-balik memperjuangkan cita-cita. Dan dia akhirnya menemukan momentumnya titik dimana keputusan memuncak pada pilihan terakhir menjual macaroni bermula kue lebaran, jualan di jatinangor hingga setelah enam tahun berjalan,
Makroni Ngehe kini telah memilki 32 outlet yang tersebar di 12 kota di Indonesiadan mengkaryakan lebih dari 400 pekerja. Kuncinya inilah proses dari mulai penolakan, uji coba, kesabaran, dan keyakinan. “Kalau kita ingin bahagia, bahagiakanlah orang lain”. Bahagia ternyata bukan apa yang bisa kita miliki, tapi apa yang bisa kita beri.
Penulis: Ali Muharam
Buku memori pertarungan membalik nasib Founder Makarini NGEhe
Saat dia bertanya, kemana perginya jiwa itu / Si penakluk rintangan hidup, si kreatif yang tidak pernah kehabisan akal dalam menyiasati pemenuhan keinginan, si pemberani dalam menciptakan peluang menghasilkan uang, si pemberontak yang mendobrak tembok-tembok penghalang jalan kebebasan berpikir.
Hingga akhirnya menjadi orang yang sederhana yang hanya hidup dengan ibu dan saudara-saudaranya. Pernah menjadi seorang anak yang tidak biasa yang menrobos lebatnya hutan ketidakmungkinan. Membabat habis ketakutan-ketakutan dan menciptakan jalan sendiri dalam membesbaskan jiwa untuk memenuhi segala keinginan.
Dia belajar mandiri sejak kecil, sejak sekolah dasar, menengah dan lulus sma. Lalu dengan penuh impian nya ia sudah berkeliling menjelajah kota ke bandung, kebumen, jogja, bogor, hingga berjuang di tanah Jakarta.
Dengan bekerja apa saja. jualan mukena, sales di mall, cuci piring, di resto, asisiten manajer, dan penulis. Hingga akhirnya bolak-balik memperjuangkan cita-cita. Dan dia akhirnya menemukan momentumnya titik dimana keputusan memuncak pada pilihan terakhir menjual macaroni bermula kue lebaran, jualan di jatinangor hingga setelah enam tahun berjalan,
Makroni Ngehe kini telah memilki 32 outlet yang tersebar di 12 kota di Indonesiadan mengkaryakan lebih dari 400 pekerja. Kuncinya inilah proses dari mulai penolakan, uji coba, kesabaran, dan keyakinan. “Kalau kita ingin bahagia, bahagiakanlah orang lain”. Bahagia ternyata bukan apa yang bisa kita miliki, tapi apa yang bisa kita beri.